TERLEBIH DAHULU !
Nilai
tambah itu bukanlah terminology yang hanya cocok untuk menjelaskan
barang atau jasa yang bagus. Melainkan juga bisa digunakan untuk
menjelaskan keberadaan seseorang didalam lingkungannya, terutama dalam
lingkungan kerja. Kita semua suka sekali dengan benda yang memiliki
nilai tambah. Kita juga suka kepada pelayanan yang bernilai tambah.
Kita, juga sangat suka kepada orang-orang yang memiliki nilai tambah
didalam dirinya. Maka jika kita bisa menjadi pribadi yang mempunyai
nilai tambah bagi lingkungan, kita akan disukai oleh banyak orang. Di
kantor, hanya mereka yang mampu memberikan nilai tambah itulah yang kita
sebut sebagai karyawan yang unggul. Mereka yang tidak memiliki nilai
tambah hanya disebut sebagai karyawan biasa saja, alias mediocre. Agan,
tentu tidak terlalu senang kalau disebut mediocre, bukan?
Di supermarket, kita melihat begitu banyak barang sejenis dengan beragam pilihan. Lantas, apa yang menyebabkan Agan memilih salah satu dari jenis-jenis barang itu? Agan tentu memiliki alasan yang kuat. Mungkin Agan memilih karena harganya yang murah. Mungkin karena kualitasnya yang bagus. Mungkin karena kualitas bagus dengan harga yang ekonomis. Semua alasan yang Agan miliki itu adalah sesuatu yang Agan anggap sebagai nilai tambah. Di setiap kantor, ada begitu banyak karyawan dengan karakter dan perilakunya masing-masing. Mengapa ada karyawan yang disukai orang sekantor, dan mengapa ada yang menjadi bahan pergunjingan? Mengapa ada karyawan yang dihormati meski jabatannya tidak tinggi, dan mengapa ada yang dipaganng sebelah mata? Itu juga soal nilai tambah yang dimilikinya dimata orang lain.
Di supermarket, kita melihat begitu banyak barang sejenis dengan beragam pilihan. Lantas, apa yang menyebabkan Agan memilih salah satu dari jenis-jenis barang itu? Agan tentu memiliki alasan yang kuat. Mungkin Agan memilih karena harganya yang murah. Mungkin karena kualitasnya yang bagus. Mungkin karena kualitas bagus dengan harga yang ekonomis. Semua alasan yang Agan miliki itu adalah sesuatu yang Agan anggap sebagai nilai tambah. Di setiap kantor, ada begitu banyak karyawan dengan karakter dan perilakunya masing-masing. Mengapa ada karyawan yang disukai orang sekantor, dan mengapa ada yang menjadi bahan pergunjingan? Mengapa ada karyawan yang dihormati meski jabatannya tidak tinggi, dan mengapa ada yang dipaganng sebelah mata? Itu juga soal nilai tambah yang dimilikinya dimata orang lain.
Ayo kita liat nilai tambah apa aja yg harus ada di pribadi kita gan!
1. Nilai tambah sering terletak pada hal-hal yang sederhana
Bayangkan
ada 5 orang karyawan yang bekerja dalam sebuah unit. Atasan mereka
selalu mengawasi dan memberitahu apa yang harus mereka lakukan. Setiap
kali ada masalah di unit kerja itu, mereka selalu datang kepada atasan
dan meminta petunjuk bagaimana menyelesaikannya. Jika atasan tidak ada,
maka mereka menunggunya untuk mendapatkan solusi. Tiba-tiba salah satu
dari ke-5 orang itu bilang; “Pak, tolong ajari ane cara menyelesaikan
masalah yang timbul agar ane tidak harus menyulitkan Bapak jika hal
serupa terjadi lagi.” Itu nilai tambah. Contoh lain. Sekelompok karyawan
sudah ‘selesai’ dengan tugasnya. Lalu mereka menunggu perintah atasan
selanjutnya sambil kongkow-kongkow di kantin. Salah seorang dari mereka
mengambil inisiatif untuk membersihkan perlengkapan kerjanya, merapikan
meja kerja, memeriksa lagi kalau-kalau ada yang terlewat saat
mengerjakan tugasnya, memastikan laporannya benar-benar lengkap sehingga
atasannya tidak harus bolak-balik menelepon. Itu adalah nilai tambah.
Perhatikanlah; nilai tambah sering terletak pada hal-hal sederhana
seperti itu.
2. Nilai tambah itu menghemat banyak waktu
Banyak
orang yang enggan memberikan nilai tambah bagi perusahaan karena
mengira bahwa hal itu menuntut waktu bekerja yang lebih lama. Nilai
tambah tidak sama artinya dengan lembur, atau pulang larut malam. Nilai
tambah adalah sesuatu yang kita lakukan dengan kualitas yang melebihi
rata-rata karyawan ditempat itu. Misalnya, coba Agan perhatikan, apakah
atasan Agan sering kesal karena pekerjaan yang harus diulang-ulang
akibat kecerobohan team Agan? Atau mungkin karena kurang lengkapnya data
yang disediakan? Jika Agan bisa bekerja secara fokus, teliti, dan
komprehensif sehingga hasil kerja Agan nyaris tidak mengandung
kesalahan, dan semuanya Agan sajikan dengan lengkap sehingga atasan Agan
puas tanpa harus terlebih dahulu mengomel, maka itu adalah nilai
tambah. Justru, mereka yang sering membuat kesalahan karena
ketidaktelatenan itulah yang memhabiskan waktu lebih lama. Sedangkan
Agan yang telaten dan bekerja dengan baik, menghemat banyak waktu. Jadi,
nilai tambah Agan itu justru menghemat banyak waktu.
3. Nilai tambah tidak berada di jalur umum
Jika
Agan ingin memiliki nilai tambah, maka mengikuti arus yang diciptakan
oleh kebanyakan orang bukanlah tindakan bijaksana. Kebanyakan orang
hanya akan menghasilkan ‘nilai umum’, yaitu nilai rata-rata. Bahkan,
jika Agan perhatikan baik-baik, banyak orang yang bahkan nilai
pribadinya lebih rendah dari nilai umum. Contoh, berapa banyak orang
yang tidak memiliki motivasi untuk bekerja secara maksimal? Mereka
bekerja dengan baik? Mungkin. Tetapi, mereka bekerja hanya atas dasar
gaji atau juklak belaka. Bahkan, banyak yang asal-asalan. Di back
office, banyak orang yang berprinsip; “pokoknya udah gue kerjain!” atau
“yang penting muka gua kelihatan jam 8 sampai jam 5”. Mereka tidak
memikirkan apa hasil kerjanya. Di lapangan, banyak juga orang yang
menyia-nyiakan amanah. Waktu untuk bertemu klien, misalnya. Meski tidak
benar-benar bertemu tapi tercatat dalam laporan, lengkap dengan tagan
tangan klien yang entah didapatkan dari mana. Apakah Agan bekerja
dilapangan atau di back office, nilai tambah tidak terletak pada
kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Asal dikerjakan, atau
asal ‘selesai’. Nilai tambah, adalah soal kualitas kerja yang lebih baik
dari orang lain. Artinya, itu tidak berada dijalur umum.
4. Nilai tambah ada dibalik hal-hal baru.
Tidak
semua orang yang berada dalam jalur umum bekerja kurang bagus seperti
yang ane uraikan dalam point sebelumnya. Banyak juga orang-orang dijalur
umum yang tetap berkinerja bagus. Pada umumnya, mereka adalah
orang-orang yang berdedikasi dan berprestasi tinggi. Apakah masih ada
nilai tambah yang bisa kita bangun di lingkungan kerja yang sudah bagus
itu? Ada. Perhatikanlah, biasanya unit kerja yang berkinerja bagus itu
punya efek samping. Apakah efek sampingnya? Mereka cenderung terpaku
kepada hal-hal yang itu-itu saja. Kebanyakan orang enggan untuk
mengganti metode atau bereksperimen dengan pola, cara, atau hal baru.
Kita cenderung ingin bermain aman, sehingga selama bertahun-tahun
lamanya tidak beranjak kepada hal lain. Apakah itu bagus? Mungkin. Jika
kompetitor tidak melakukan yang lebih baik. Atau pelanggan tidak
menuntut lebih banyak. Faktanya tidak selalu begitu. Makanya, kita
mempunyai konsep ‘continuous improvement’. Artinya perbaikan
terus-menerus, meskipun kita merasa apa yang saat ini dilakukan sudah
baik. Agan bisa memperoleh nilai tambah dengan cara belajar hal baru
dari orang-orang pilihan yang Agan nilai punya sesuatu yang bernilai
lebih.
5. Nilai tambah berasal dari energy positif
Hanya
orang-orang yang memiliki energy positif yang akan mampu memberi nilai
tambah bagi dirinya sendiri. Mereka yang suka mengeluh, mau menang
sendiri, atau ingin gampangnya saja; tidak akan bisa memberi nilai
tambah. Mengapa? Karena nilai tambah itu membutuhkan komitmen untuk
terus melakukan pelatihan baik secara formal maupun informal. Sulit
untuk memiliki nilai tambah pribadi jika kita berhenti belajar. Kita
perlu terus mencari dan berhubungan dengan orang-orang yang mampu
memberi inspirasi, lalu berlajar menyerap energy positif yang
dipancarkannya. Untungnya, untuk mendapatkan pencerahan inspiratif itu
kita tidak harus selalu mengeluarkan uang. Banyak sekali orang yang
bersedia berbagi semangat dan system nilai yang baik secara cuma-cuma.
Cari orang-orang seperti itu. Kunjungi blog dan websitenya secara rutin.
Dan seraplah energy positifnya. Energy didalam tubuh kita itu kadang
naik, kadang juga turun. Maka untuk menjaganya tetap tinggi, kita harus
mengisinya terus. Kita membutuhkan para pencerah yang tidak
henti-hentinya berbagi semangat.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10419218